bagi saya salah satunya adalah hari ketika pasien IPD yang menjadi bahan observasi selama berminggu-minggu akhirnya menghembuskan nafas terakhir, di tengah kebingungan saya memperhatikan hasil CT-scannya yang tak juga saya pahami.
sedih,kesal,bingung,campur dalam satu mangkok bernama hati.apa yang harus saya lakukan?ujian tinggal beberapa hari lagi,sementara pasien saya “hilang”..PF macam apa yang nanti harus saya peragakan atas orang yang sudah tidak ada?atau ganti pasien?yang juga berarti mengganti judul tugas,cari daftar pustaka baru,dll,dll…pusingnya!!
kaku,saya menghadap Prof Dal (dosen pembimbing saya).beruntung sekali,pas di saat saya benar-benar membutuhkannya (biasanya setengah butuh),pas beliau ada.
kelu sekali lidah saat menceritakan masalah ini pada beliau,karena saya berhusnuzhon:pasti disuruh ganti pasien!
dengan sabar beliau mendengarkan saya,sampai uneg-uneg saya keluar semua.
dan beliau mengeluarkan nasehat yang sampai bertahun lamanya tak pernah saya lupakan:
“sylvi..kewajibanmu terhadap pasien itu ada lima”
“pertama,mendengarkan masalahnya”
“kedua,melakukan pemeriksaan fisiknya,baik olehmu sendiri maupun dibantu oleh alat”
“ketiga,menetapkan hasil analisamu berupa diagnosis”
“keempat,membantu pasienmu dengan terapi yang paling sesuai yang bisa kau usahakan”
BACA SELENGKAPNYA DI https://bsmijakarta.or.id/precious-moment-part-one/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar